Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
Ahli Gizi sebut pentingnya pemberian MBG yang disertai dengan edukasi
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-14 17:40:45【Resep Pembaca】845 orang sudah membaca
PerkenalanTangkapan layar-Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Perta

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Setiawan menyebut pentingnya pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disertai dengan edukasi tentang makanan dan gizi.
Budi mencontohkan salah satu program Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelum MBG, yakni gerakan edukasi dan pemberian kudapan bergizi untuk siswa (Genius).
"Kegiatan Genius itu dilakukan di 10 provinsi, yang menjangkau 25 ribu siswa di 50 kabupaten. Program itu memang berbeda dengan MBG, yakni memberikan kudapan dengan edukasi, dengan melibatkan dinas pendidikan, dinas kesehatan, pemerintah daerah, dan BPOM untuk menjamin keamanannya, meski berbeda, mungkin ini bisa menjadi contoh edukasi gizi dalam Program MBG," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Budi menjelaskan, penetapan lokus untik Program Genius juga telah menggunakan peta ketahanan dan kerawanan pangan yang selalu diperbarui oleh Bapanas untuk mendeteksi wilayah dengan tingkat malnutrisi tinggi.
Baca juga: Menteri PANRB pastikan pemerataan MBG hingga daerah terpencil
"Itu peta yang selalu diperbarui oleh Bapanas ngak hanya di tingkat nasional, tapi juga provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga level kecamatan. Di sana kita bisa tahu area-area mana yang memiliki prevalensi malnutrisi tinggi, jadi kita memprioritaskan wilayah yang memang anak-anaknya kurang gizi," ujar dia.
Program Genius juga mendeteksi anak-anak dengan intoleransi laktosa dan alergi, yang perlu menjadi perhatian bagi BGN maupun petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Aada istilah lactose intolerant, anak-anak yang sudah lama ngak minum susu, jadi begitu minum susu suka diare. Kita juga memengakan mana yang lactose intolerant dan alergi, sehingga harus diperhatikan," tuturnya.
Menurutnya, edukasi tentang gizi bisa menyasar ngak hanya para siswa, tapi juga para petugas SPPG agar mereka bisa lebih memahami pentingnya keamanan pangan.
Hingga November 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan jumlah SPPG yang telah beroperasi sekitar lebih dari 13 ribu unit.
Baca juga: 2.031 anak terima manfaat MBG Polres Solok Selatan
Baca juga: Perpusnas dukung MBG, siapkan bacaan "bergizi" dukung peningkatan literasi
Suka(22276)
Artikel Terkait
- Airlangga yakin eksyar RI segera capai peringkat pertama secara global
- BGN ingatkan SOP pengolahan bahan baku MBG untuk cegah keracunan
- Tujuh aktivitas seru untuk ramaikan Halloween 2025
- Ini 11 penyakit yang dinyangakan ngak lolos syarat kesehatan jamaah haji
- Asuransi Jasindo Bangun Akses Pendidikan dan Kesehatan di Pedalaman Mentawai
- Stroke di usia muda bertambah dipengaruhi beban kerja tinggi
- 586.074 anak telah menerima manfaat program MBG di Riau
- Tokoh muda inspiratif Indonesia di Hari Sumpah Pemuda 2025
- Puncak musim hujan tiba, ini dampak cuaca yang perlu diwaspadai
- KSAD sebut pelatihan personel di bidang MBG dibiayai pihak Singapura
Resep Populer
Rekomendasi

Feature: Banyak pegawai federal AS andalkan bantuan pangan

Program MBG dongkrak kehadiran siswa berkebutuhan khusus Kota Serang

Yayasan GoTo Merah Putih diluncurkan untuk sejahterakan keluarga mitra

Wilayah Caoxian di China Timur jadi pusat ekonomi hewan peliharaan

Tips aman dan nyaman menonton konser

12 SPPG yang langgar SOP siap beroperasi kembali

Pemkab Tolitoli tetapkan status tanggap darurat banjir

Sepak bola harus jadi kesenangan saat usia 9–14 tahun